Rabu, 23 Januari 2008

Berbaju Batik dan Takwa Wong Malang Dijatah 8.000. Tiket

PSSI musti liat dulu apa penyebabnya. banyak faktor dari panpel yg kurang siap dan wasit. PSSI kudu buka mata buka telinga ngeliat apa yg sebenarnya terjadi kalo bukan karena panpel yg kurang siap dan kepemimpinan wasit kampreeetttt bin guoblooookk gak mungkin bakal terjadi kekerasan or tindakan anarkis. Buktinya beberapa kali suporter Aremania ke stadion Gelora Bung Karno meski kalah tidak terjadi apa2 padahal ada ribuan orang. Hukuman 3 taon adalah hukuman yg tak masuk akal. bandingkan dengan bonek malah lebih parah saat kalah dari Arema saat COPA DJI SAM SOE

Mestinya PSSI itu mikir apa jadinya kalo sepak bola ngga ada suporter atau yg nonton di TV atau sepi nggak ada yg ke stadion. Ya, otomatis ngga ada pendapatan tiket otomatis nggak ada yg mau jadi sponsor otomatis klub jadi rugi..tapi ngga otomatis romantis itu kan cuman ada di pilem hahaha.. trus kalo klub pada gulung tikar apa PSSI mau ngasih biaya operasional.
Ya, kalo trus2an begini kapan negeri ini maju dari sepak bola untuk bisa bicara/bangkit ke tingkat international seperti tim Korea maupun tim Jepang jangankan international wilayah piala asia saja gak pernah jadi juara. Pantesan anak malang 1-2 taon belakangan banyak kaos beredar bertuliskan PSSI BANGSAT..

AREMA tidak akan berjuang sendirian malam nanti maupun pada laga terakhir delapan besar mengahadapi PSMS. Wong Malang siap memenuhi Gelora Delta untuk memberikan dukungan kepada Arema. Siapa wong Malang.

Nama itu di ambil untuk menyebut warga Malang yang mencintai Arema dan siap datang ke Sidoarjo. Pengganti Aremania? Bukan. Aremania tetap eksis meski ada larangan tiga tahun dari Komdis PSSI (baca: PSSI BANGSAT !!) untuk datang ke stadion di seluruh Indonesia dengan menggunakan atribut Aremania. Nah, di tenganh sanksi itu, warga Malang yang cinta Arema menyebut dirinya wong Malang.

Koordinator tur ke Sidoarjo, Ahmad, mengatakan pihaknya sudah membuka pendaftaran ke Sidoarjo. Hingga pukul 20.00 tadi malam, ratusan wong Malang mendaftar. Pendaftaran terus di buka sampai menjelang keberngkatn ke Sidoarjo. Rencananya, rombongan berangkat dari Stasiun Kota Baru pkl. 13.00.
Ahmad mengaku, wong Malangmendapatkan jatah tiket 8.000 ribu. Namun, dia belum memprediksi berapa wong malang yg akan menonton. "Tapi, saya yakin wong Malang akan memadati Gelora Delta," ucapnya.

Ahmad menghimbau para pendukung setia Arema datang ke Sidoarjo tanpa menggunakan atribut Aremania, apa pun bentuknya."Kami datang dengan damai. Kami ingin menunjukkan Aremania suporter yg tertib dan cinta damai, ucapnya
Larangan tiga tahun nggak bisa memberikan dukungan dengan mengenakan atribut di seluruh Indonesia akibat kerusuhan di Kediri enggak mematikan kreativitas Aremania dalam mendukung Arema. Suporter fanatik Arema tersebut bakal menanggalkan atributnya ketika mendukung Ponaryo Astaman cs mengahadapi Sriwijaya FC malam nanti. Ada beberapa pakainan alternatif yang sudah di siapkan Aremania."Rencananya, kami akan menggunakan pakain batik atau baju takwa di stadion." ujar Ahmad Ghozali.

Sabtu, 19 Januari 2008

DELAPAN BESAR, Tiga Gol Dianulir, Suporter Arema Ngamuk

Kediri Kompetisi Liga Indonesia kembali tercoreng. Kali ini terjadi di pertandingan Delapan Besar Grup A saat Arema Malang menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Brawijaya Kediri, Rabu (16/1) malam. Ini menyusul amuk suporter Arema yang kecewa dengan keputusan asisten wasit I, Yuli Suranto karena menganulir tiga gol yang dicetak pemain Singo Edan Arema. Dua gol yang dianulir wasit Djajat Sudrajat dicetak Patricio Morales karena dinilai handsball dan offside. Tetapi, gol ketiga Arema yang dilesakkan Emile Bertrand Mbamba dalam tayangan ulang di televisi terlihat bersih.

Mbamba muncul menyambut umpan lambung Akbar Rasyid di kotak penalti Persiwa. Namun, Djajat menganggap pergerakan Mbamba yang datang dari belakang sebagai offside. Tak pelak, keputusan wasit asal Bandung itu menuai kemarahan sekitar 10.000 Aremania yang memadati Stadion Brawijaya.

Tidak berapa lama setelah kejadian itu, sekitar menit ke-71, salah seorang suporter Arema yang menggendong boneka singa masuk ke lapangan dan memukul bagian belakang kepala asisten wasit Sumarman. Selain dipukul, Sumarman juga dihujani lemparan botol air mineral suporter Arema yang berada di tribun timur. Keadaan menjadi semakin kacau setelah beberapa penonton masuk menghadang wasit.

Bahkan, ada yang sempat melayangkan pukulan kepada para pengadil lapangan. Kerusuhan massal pun tidak bisa terelakkan. Ribuan suporter Arema turun ke lapangan dan melakukan pengerusakan. Tidak puas melakukan pengerusakan, mereka lalu membakar papan reklame serta dua gawang. Sebelumnya, menit ke-35 suporter Arema sudah berbuat ulah dengan masuk ke lapangan dan memukul asisten wasit satu Yuli Suranto hingga terkapar. Aremania tidak terima keputusan Yuli yang menganulir gol Patricio. Akibat insiden itu, pertandingan terhenti sekitar 18 menit dan kembali dilanjutkan setelah pengawas pertandingan, Rivai Arsyad, mengganti Yuli dengan Suadi Yunus. Hingga babak pertama berakhir situasi keamanan di lapangan masih aman terkendali.

Situasi kembali memanas ketika di babak ke dua gol striker Arema Emilie Bertrand Mbamba di menit 51 dianulir wasit asal Bandung Djajat Sudrajat, akibat keputusan ini lemparan-lemparan penonton ke lapangan semakin menjadi-jadi. Puncaknya menit 71 asisten wasit dua Sumarman terkena lemparan kepala kemudian masuk ke tengah lapangan, suporter yang sudah murka langsung tak bisa dikendalikan dengan mengejar-ngejar wasit, merobohkan pagar pembatas hingga membakar dan merobek-robek spanduk fair play, bendera PSSI dan menyisakan bendera merah putih saja yang tidak di ganggu gugat.

Akibat amuk dari suporter ini, untuk melindungi diri dan anak buahnya, manajer Persiwa Jhon R Banua mencabut pistol dan menembakan ke udara, untuk menyelamatkan diri.Tidak hanya mengamuk kepada wasit, suporter yang kalap juga melempari kameramen TV yang kebetulan mengabadikan jalannya pertandingan dari atas ketinggian enam meter.

Akibat pertandingan sudah tidak terkendali, wasit, para pejabat serta panpel lari tunggang langgang menyelamatkan diri masing-masing. Sehingga ketika wartawan ingin meminta konfirmasi mengenai kelanjutan pertandingan babak delapan besar harus kecele.Kapolresta Kediri, AKBP Putu Jayan SP mengungkapkan, dengan kejadian ini pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Panpel dan manajer kedua tim untuk mengambil sikap atas kejadian di Stadion Brawijaya Kediri.

Manajer Arema, satrija Budi Wibawa, mengungkapkan apapun alasannya dia sangat menyesalkan terjadinya insiden kali ini. Saat pertandingan dihentikan sekitar menit ke-71 kedudukan 2-1 untuk kemenangan Persiwa. Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI), Joko Driyono yang dihubungi di Solo, mengatakan, sisa pertandingan wajib diselesaikan hingga genap menjadi 90 menit. “Rencana sementara, seluruh jadwal pertandingan di Kediri akan dibatalkan dan sebagai gantinya akan dilaksanakan di Sidoarjo mulai 21 Januari,” kata Joko melalui telepon selulernya.

Dengan demikian, lanjut Joko, jadwal Delapan Besar besar kemungkinan mundur termasuk semifinal dan final. Seluruh pertandingan Kediri dipindah ke Sidoarjo, Jadwal pertandingan tanggal 18 diundur tanggal 23, tanggal 20 diundur tanggal 25. Sedang semifinal yang awalnya dijadwal 24 dan final 27 diundur 31 Januari semifinal dan final 3 Februari.Sementara itu, Ketua Komisi Wasit, IGK Manila, mengatakan, seharusnya Djadjat mensahkan gol pertama Mbamba. Kata mantan Manajer Persija Jakarta itu, gol Mbamba bersih, tidak off side. “Tetapi, sepak bola tidak seperti olahraga lainnya. Keputusan wasit tidak bisa dibatalkan. Lihat saja gol tangan Tuhan Maradona, tetap dianggap sah,” kata Manila yang ditemui di Hotel Merdeka, Kediri.

Mencekam
Sejumlah rumah warga di Kota Kediri, Rabu (16/1) malam, tampak pecah pada bagian kaca depannya akibat dilempari batu oknum suporter Arema. Sejumlah rumah yang rusak itu berada di sepanjang jalan dari arah Kediri menuju Blitar saat ratusan suporter dari Malang itu digiring kendaraan petugas. "Kami kaget, begitu mendengar kaca-kaca rumah dan toko pecah berantakan dilempari iring-iringan suporter," kata Umar, pedagang nasi yang berada di Jalan Kapten Tandean yang dilalui iring-iringan suporter tersebut.

Sebelumnya, suporter mengamuk dengan membakar dua buah gawang dan perlengkapan pertandingan lainnya di Stadion Brawijaya, Kediri. Kemarahan tersebut sebagai bentuk pelampiasan terhadap tindakan wasit Djajat Sudrajat dan Asisten Wasit I, Yuli Suratno yang dinilai berat dan banyak menguntungkan Persiwa. Hal yang sama juga dilakukan oknum masyarakat Kediri yang mengejar-ngejar suporter asal Malang, karena mereka tidak menerima atas perusakan di Kediri yang dilakukan orang luar. "Dalam situasi seperti ini sangat tidak mungkin pertandingan bisa dilanjutkan," kata Bambang Soemarjono, Ketua Panpel Putaran Delapan Besar di Stadion Brawijaya